business entity, dobel gardan dan tentang bebek lagi

mohon maaf, saya tidak tahu kalo ternyata hari sabtu kemarin, keponakan saya yang tk sedang menempuh ujian akhir semester. akibatnya, diapun pulang lebih awal. jam setengah sepuluh, bukan jam sepuluh seperti biasanya. jadilah karya besar yang mestinya saya postingkan terpotong di tengah jalan. bagian awalnya ada di postingan sebelum ini yang judulnya "lorong waktu" itu. postingan ini adalah lanjutannya.

***
baiklah, menyambung postingan kemarin tentang menonton siaran langsung sepakbola di tivi yang biasanya larut malam, ada satu yang tidak saya sukai tentang hal itu. saya biasanya bakalan ngantuk besok paginya. alhasil, tidur pagi setelah subuh kemudian menjadi solusi. tidur pagi ini kebiasaan yang buruk dan kalo ga salah termasuk perkara yang dimakruhkan dalam agama saya, islam. utewae (2010) dalam salah satu karyanya membahas panjang lebar tema tidur pagi ini.

kalo tidur pagi, musti diperhatikan jam bangunnya. jangan sampai kebablasan lebih dari jam setengah delapan. bukan apa-apa, warung nasi uduk di jalan granit pondok jaya, biasanya telah kehabisan stok nasi uduk pada jam segitu. memang masih ada warung lain di jalan kabel dan jalan porselen, tapi kecocokan rasa dan harga membuat warung nasi uduk di jalan granit menjadi pilihan utama.

warungnya dikelola ama mpok-mpok betawi. betawi banget. dan biasanya juga rame ama teman-temannya si mpok yang pada ngobrol di sana dengan bahasa dan logat betawi. lucu ndengarnya. kadang kalo makan gitu sengaja saya lama-lamain buat ndengerin orang-orang pada ngomong betawi. serasa nonton sinetron si doel.

pernah suatu kali, tanpa sengaja saya ndengerin nyaknya si mpok, sedang merapal mantra laris manis.

laris manis tanjung kimpul
dagangan habis duit ngumpul

sambil mengibas-ngibaskan uang ke arah baki berisi gorengan.

si nyak, barusan menerima pembayaran untuk gorengan yang digorengnya. gorengan itu dimasak dan dijual di warung situ juga. tapi ternyata ada pemisahan hasil penjualan nasi uduk dengan gorengan meskipun berada dalam warung yang sama. nasi uduknya masuk ke mpok, gorengannya masuk ke nyaknya si mpok.

wuih...
ga nyangka, si mpok dan si nyak udah menerapkan prinsip business entity rupanya.

***
tidak hanya nasi uduk untuk makan pagi, warung si mpok juga menyediakan menu untuk makan siang sampe sore. bukan nasi uduk pastinya. ada nasi bukan uduk dan ada juga gado-gado.

pernah suatu siang saya berboncengan naik motor dengan seorang teman untuk beli makan di sana. teman saya yang pegang kemudi. ketika akan pulang dan merasa kesulitan memundurkan motor, teman saya mengemukakan idenya tentang betapa nyamannya seandainya motornya bisa dimundurkan seperti halnya mobil yang bisa dimundurkan.

hmmm...
tentunya ga bisa ya. kan ga ada persneling mundur pada motor. beda dengan mobil. kalo mobil kan ada persneling mundurnya. memutar roda gigi ke arah mundur, tenaga kemudian diteruskan melalui propeller, melalui gardan kemudian ke roda. roda berputar mundur, dan mundurlah mobil itu.

gardan? rasanya istilah yang cukup familiar. mungkin istilah dobel gardan lebih familiar lagi.
kalo di kalangan pegawai pajak, dobel gardan itu biasanya istilah yang digunakan untuk menyebut pasangan suami istri yang kedua-duanya kerja di pajak. kalo mobil ya berarti yang roda depan dan roda belakangnya sama-sama mendapat tenaga dari mesin.

kalo yang biasa kan, cuma satu saja yang dapat tenaga dari mesin. roda bagian depan atau belakang saja. contoh gampangnya, sepeda motor itu yang dapat tenaga dari mesin itu roda yang belakang saja, yang depan muter doang. nah, kayak gitu juga mobil yang single gardan. kalo yang dobel gardan, depan dan belakang sama-sama dapat tenaga.

seorang teman semasa smp yang sekarang kerja di bengkel yang ngasih tau hal-hal itu. kalo ada bagian yang saya salah tangkap sehingga timbul kesalahan pengertian, mohon dikoreksi ya.

tampang beliau cukup imut dan beliau bekerja di bengkel yang cukup besar. karena bengkelnya cukup besar, ada anak sekolah yang pkl di bengkelnya. pernah suatu hari, ada seorang siswa sebuah stm yang pkl di sana. setelah beberapa hari pkl, sang siswa kemudian dijenguk oleh gurunya.

ternyata, sang guru ini teman sekelas teman saya waktu di stm. ngobrol akrablah mereka. kebetulan temannya yang sekarang jadi guru ini dulunya biasa dipanggil "bebek." jadilah panggilan sayang itu masih dipake.

teman saya: "pak bebek, apa kabar?"
temannya: "alhamdulillah..."
blablabla.....

***
oh ya, kemarin lusa saya sempat bertemu kembali dengan teman saya yang kerja di bengkel tersebut. maen seharian dari pagi sampe malem ke tempat teman-teman jaman smp dulu. dari yang paling barat di jepara, sampai yang paling selatan di kudus yang paling jauh.

wuih....sangat melelahkan.
tapi sepadan lah dengan kepuasan bertemu dengan teman-teman jaman muda dulu. mengenang kesombongan-kesombongan di masa muda yang indah.

dalam kesempatan perjalanan panjang itu, sempat juga kami melewati suatu desa yang kebanyakan penduduknya menjadi peternak bebek. hampir semua rumah memelihara bebek. perkampungannya di tepi sungai  dan pada perjalanan tersebut beliau yang lebih banyak berperan sebagai penunjuk jalan dan penguasa medan.

saya:"eh, bebeknya banyak-banyak ya."
teman:"iya."
s:"lha kalo lagi dibawa ke sungai bareng-bareng nanti apa ga takut ketuker ya?"
t:"ga dunks."
s:"lhah....?"
t:"bebek-bebeknya kan dipakein seragam masing-masing."
s:"ooo...."