Kamis, 24 Desember 2015

the fall of advertising and the rise of PR (and also NM)

kombinasi dari keterbatasan waktu luang, ketidakmutuan tayangan di televisi tak berbayar kita hari-hari ini serta masih melempemnya performa ac milan baru di era sinisa mihajlovic bagi saya berarti sebuah kondisi di mana saya jarang sekali momen 2 jam duduk diam menyimak tayangan televisi. sampai muncul tayangan mata najwa pekan kemarin, sidang penetapan keputusan mkd atas kasus papa minta saham setya novanto.

jangan tanya saya, pasti saya tidak bisa objektif dalam kasus itu. tentu, mengingat sang pelapor adalah dosen yang begitu saya kagumi waktu kuliah dulu. tapi baiklah, dengan segala ketidakobjektifan itu ijinkan saya menyampaikan kegemasan dengan tingkah polah anggota mkd pendukung papa yang dengan segala argumentasi politik begitu lihai membela papa.

mulai dari mempermasalahkan legal standing pelapor, mencoba menyerang kredibilitas pelapor, ilegalitas perolehan bukti rekaman, dsb. singkat cerita, selama sekitar 2 jam saya menyimak serius tayangan televisi dengan hasil akhir yang untungnya, tidak mengecewakan.

***
ada dua hal yang membuat saya kagum dari kasus ini. dua-duanya tentang keberanian. pertama adalah keberanian maroef sjamsoedin merekam pembicaraan dengan seorang ketua dpr dan pengusaha yang kabarnya sangat berkuasa. yang kedua tentu saja keberanian sudirman said melaporkan dugaan pelanggaran etik ketua dpr kepada mkd yang sangat mungkin akan rawan konflik kepentingan.

maroef sjamsoedin, usut punya usut, ternyata memang punya basic perwira tinggi angkatan udara dan masih bersaudara dengan sjafrie sjamsoedin yang juga pernah jadi perwira tinggi angkatan darat. wajar kalo nyalinya besar. nyali sudirman said yang sampai sekarang masih membuat saya tidak habis pikir. berani-beraninya menantang ketua dpr dalam sebuah duel terbuka.

tidak sia-sia dulu ketika kuliah saya begitu mengaguminya. bahkan, saya begitu mudah memahami teori al rise tentang the fall of advertising and the rise of public relations juga karena beliau. bukan mengajarkan, tapi karena beliau minum minute maid pulpy yang kemudian saya tiru, hanya karena beliau meminumnya. sama seperti seorang remaja tanggung merengek-rengek minta dibelikan motor yamaha kepada bapaknya dan bukan motor honda, hanya karena valentino rossi mengendarai yamaha.

***
untungnya, al rise menulis buku the fall of advertising and the rise of PR itu di awal dekade 2000-an dan bukan hari-hari ini. karena kalo hari-hari ini, mungkin judul itu akan diprotes karena melewatkan NM.