Minggu, 23 Mei 2010

apa dayaku karena aku laki-laki

atas apa yang telah dilakukannya terhadap saya, sudah seharusnya saya marah dan membenci dirinya. tapi apalah daya, saya hanya seorang laki-laki, yang tak berdaya menghadapi sebuah senyuman dan segenap pesona dari seorang wanita cantik seperti dirinya.

***
sabtu sore kemarin, ketika ia meminjam telepon seluler saya tanpa permisi terlebih dahulu dan kemudian bermain-main dengannya, saya tidak marah sama sekali. dia menatap saya tanpa perasaan bersalah sama sekali, dan saya hanya seorang laki-laki biasa. yang tak berdaya menghadapi sebuah senyuman dan segenap pesona dari seorang wanita cantik seperti dirinya.

kemudian, beberapa saat setelah ia meninggalkan rumah saya, barulah saya menyadari telepon seluler saya itu menghilang bersama kepergiannya.

saya hampir marah. tapi saya mengurungkannya. saya tidak bisa marah kepadanya. saya hanya seorang laki-laki biasa. yang tak berdaya menghadapi sebuah senyuman dan segenap pesona dari seorang wanita cantik seperti dirinya.

***
kemudian, ketika tadi pagi dia datang lagi tanpa menunjukkan wajah dan perasaan bersalah sama sekali, sayapun lagi-lagi tidak bisa marah kepadanya. bahkan setelah dengan entengnya dia mengatakan telah meninggalkan telepon seluler itu di suatu tempat. suatu tempat yang ternyata setelah kami cari bersama-sama, masih tidak ketemu juga itu telepon seluler.

sementara waktu hilanglah telepon seluler saya.

tapi, masih juga saya tidak bisa marah kepadanya. saya hanya seorang laki-laki biasa. yang tak berdaya menghadapi sebuah senyuman dan segenap pesona dari seorang wanita cantik seperti dirinya.

padahal sudah seharusnya saya marah kepadanya. sangat marah. ini menyangkut pesawat telepon seluler 1,9 jutaan dan sebuah kartu sim yang telah dua tahun setengah ini menjadi identitas selular saya.

***
dia benar-benar memanfaatkan potensinya untuk membuat saya tidak berdaya memarahinya. dia berlaku tidak fair.

***
untunglah, kemudian sepupu saya datang. dan kemudian membantu mencari dan kemudian dengan cepat menemukan hape saya yang hampir hilang itu.

ga sampai 5 menit nyari. udah ketemu tuh hape.
sakti juga nih sepupu saya. apa gara-gara mau nikah ya?
sepupu saya emang akan menikah bulan depan.

tapi saya pikir ga ada hubungannya sih. kebetulan aja kali. bisa menemukan hape itu kurang dari 5 menit.

padahal saya, ibu saya, dan kakak saya sudah nyari-nyari kesana kemari.

yang ngilangin ga ikut nyari?
ah, dia sih lagi asyik makan permen, main gasing, ama main-main mainan yang biasanya dimainkan anak perempuan berusia 3 tahun 4 bulan.






39 komentar:

  1. yups...
    duh, lupa masukin kata keponakan dalam postingan.
    ntar pada dikira anakku lagi. hehehe

    BalasHapus
  2. hahahaha....aku dah mau protes aja kalau ceritanya absurd!

    *eh, ngomong2 sekarang aku sedang tersenyum lho :-)

    BalasHapus
  3. makin 'kedinginan' aja kayaknya ni Mas :)

    BalasHapus
  4. lalu, apa daya kami karena kami perempuan? lhoh!

    BalasHapus
  5. @ ainal:
    prikitiew....
    apa dayamu karena kamu laki-laki.

    BalasHapus
  6. @ ute:
    duh....berarti laki-laki dan perempuan sama-sama tidak berdaya dunks.
    trus siapa yang berdaya? listrik doang kali.

    BalasHapus
  7. Hebat..
    Waktu dibaca agak gmn gitu...kq nyambung?ga ali bgt kan?
    Tp..ternyata..nilai aliismenya masih terasa jg kq pada akhirnya.
    Good..good...

    BalasHapus
  8. diriku hampir kehilangan identitas yo la?
    huhuhu...

    BalasHapus
  9. ah, tapi ini penipuan..lha disitu ditulis 'wanita' kok?

    BalasHapus
  10. penipuan gmn? ponakanku itu bener2 wanita kok.
    dia kan bukan seorang pria, jadi dia adalah seorang wanita.

    BalasHapus
  11. eh, tapi sebenarnya mungkin bisa saja ada kategori lain selain pria dan wanita.
    kategori pria wanita. prita.

    hihihi....
    piss \ /

    BalasHapus
  12. he-eh...iya2in aja deh...hahahahahaha

    BalasHapus
  13. nah kan...lupa masukin kata-kata keponakan dalam postingan itu.
    ponakanku. cantik lho.
    :p

    BalasHapus
  14. haduh... menjebak... endingnya gak bisa ditebak... oh aliisme.... kau begitu hebat... =bukan mas alinya ya=

    BalasHapus
  15. haha...untung aja yg mau ilang tu hape yang lama yang pecah-pecah itu.
    coba kalo yang baru, segala pesonanya bakalan tidak mampu menjinakkan diriku.

    BalasHapus
  16. hmmm coba nanti saat balik... pesonaku pasti lebih kuat =sang penyabet hp=

    BalasHapus
  17. huh, sori ya..
    masih baliknya. 2 minggu di rumah pokoke.

    BalasHapus
  18. Mm, mnrt saya malah, ketebak banget!
    Paling"an gitu, kl ga adik, anak kecil, ponakan, sepupu, ibu, ya saudara.
    Biasa.

    Yg bikin penasaran c, bkn ceritanya.
    Ya itu td, konsisten ga dgn aliisme.

    BalasHapus
  19. waaaah...
    lala ini, gayanya dah kyk kritikus sastra aja.
    sastra aliisme.

    BalasHapus
  20. pesonaku... kau tak rindu? hehehe

    BalasHapus
  21. ya juga deng... meralat komment saya

    BalasHapus
  22. @ anas:
    sudah menebak seperti lala?
    waaah...akan aku buatkan karangan yang tidak mudah ditebak deh.

    BalasHapus
  23. Iya...ayo buat yg lebih seru!
    Yang benar"lepas dr pakem.

    BalasHapus
  24. coba menulis yang model skripsi kayak yang patah hati itu.
    susah euy. ga langsung jadi. kayaknya mpe 3X revisi baru posting.

    BalasHapus
  25. @ lala: ngarang model skripsi? mending kerjain skripsiku aja deh.
    @ anas: tuh yang ruang hampa udah baca belum?

    BalasHapus