bukan bebek biasa

saya bercermin. kemudian saya mendapati bahwa, saya mempunyai dua mata, ada di depan bukan di samping, dan saya tidak mempunyai paruh. saya menunduk, melihat ke arah telapak kaki. dan saya mendapati bahwa telapak kaki saya tidak berselaput. saya bersyukur sekali, saya manusia, bukan bebek.

hmmmm...
bebek?
jadi ingat jang geum...

halah, boong banget. nonton jang geum aja ga pernah kok, gimana bisa inget. maksud saya, inget cerita teman saya tentang ibunya yang nonton itu, yang bikin gubrak.

tema pembicaraan tentang jang geum ini muncul gara-gara obrolan tentang makanan, dalam hal ini, bebek. pada suatu hari, dengan sangat bersemangat, saya memasak nasi di rice cooker. masaknya banyak. tujuannya sih biar makannya banyak. soalnya hari itu saya berniat membeli bebek goreng di warung. kalo pake nasi yang bawaan dari warung, dikit banget. kan malu kalo nambah. dikira kita cowok apaan.

sialnya, setelah menyiapkan nasi itu, ternyata warung bebeknya tutup. huhuhu...
itu menyedihkan sekali. well, jadilah akhirnya menu lain yang mengganti bebek hari itu.

kisah tragis itulah yang saya ceritakan kepada teman saya, dan kemudian sebagai gantinya dia menceritakan tentang jang geum kepada saya. tentang kasus bebek panggang (atau goreng ya?) yang menimpa jang geum, tentang derita-derita jang geum. sampai tentang ibunya dia yang sampai nangis-nangis waktu nonton serial jang geum ini.

mau tau apa yang membuat ibunya teman saya ini nangis-nangis waktu nonton jang geum? ketika ditanya, beliau (si ibu) ini mengaku kasihan lihat orang cantik dianiaya-dianiaya gitu.
-_-"

hufh...
di mana-mana orang cantik emang selalu lebih mudah dapat simpati.

***
okelah, balik ke cermin yang tadi lagi aja. saya bercermin dan saya menyadari kalo saya bukan bebek. fakta bahwa saya tidak bisa berenang makin menguatkan kesadaran saya bahwa saya bukan bebek. saya bersyukur sekali saya bukan bebek.

karena ternyata, bebek itu ga boleh gagal lho*). dan karena saya manusia, maka saya boleh gagal. gagal ngapain aja. boleh banget. cobalah, lakukan sesuatu, mau gagal mau enggak, ga peduli. coba aja.

kalo gagal?
ya gpp. kita kan manusia. kita boleh gagal.

kalo berhasil?
ya alhamdulillah dong. bersyukurlah pada Allah. itulah karunia dari-Nya.

setelah gagal, coba aja lagi. kalo gagal lagi, ya coba lagi. masih gagal lagi, coba lagi aja. begitu seterusnya. kalo kegagalan itu meninggalkan luka? well, seiring berjalannya waktu, luka itu hanya akan menjadi bekas luka. dan bekas luka itu bisa jadi bukti perjuangan kita. siapa tau bekas luka itu malah menjadikan kita dapat nilai tambah di akhirat nanti.







*) inspired by jeunglala yang menyatakan bahwa kalo takut salah jadilah bebek, jangan jadi manusia.