Jumat, 02 April 2010

seribu mentari surga

ada yang nonton transtv kemarin malam...?
kasus gayus...?
ga tau apa transtv muter kasus gayus juga, yang jelas kemarin malam trans tv muter film jumanji. boleh percaya boleh tidak, tapi jumanji inilah film pertama dan satu-satunya yang saya tonton di bioskop. setidaknya sampe detik ini.

waktu itu saya masih kelas 1 mts (setingkat smp), jadi mungkin sekitar tahun 95 atau 96 gitu lah. nontonnya bareng-bareng ama beberapa teman sekelas. yang maen banyak, tapi yang terkenal itu robin williams. ada juga kirsten dunst. tapi karena waktu itu kirsten dunst masih kecil, jadi ya belum terlalu terkenal.

ada yang cukup mengagetkan dalam film ini, ketika dalam salah satu adegan disebutkan kata "indonesia" oleh salah seorang pemainnya. dengan konotasi yang mengesankan bahwa indonesia itu masih hutan-hutan gitu.

sama mengagetkannya ketika dalam novel "a thousand splendid suns" disebutkan kata (maaf) kentut. saya belum selesai membaca novel itu, tapi sampai saat ini sudah dua kata (maaf) kentut yang saya temukan. yang pertama ketika ibu laila mengenang kedua anaknya, ahmad dan noor, kemudian yang kedua ketika aziza, putri laila (maaf) kentut dalam tidurnya.

ada seorang teman saya yang cukup sensitif dengan kata (maaf) kentut ini. ceritanya, kami tinggal dalam satu rumah kos yang dihuni sembilan orang, sehingga pasti akan pernah ada satu kesempatan untuk bersantai bersama-sama. dan di sanalah sensitivitas teman saya terhadap kata ini terlihat.

karena saya pria, maka saya berhak untuk (maaf) kentut dimanapun, kapanpun, dan sekeras apapun. termasuk ketika sedang bersama-sama di ruang nonton tivi.

terasa ada kesewenang-wenangan gender pada paragraf di atas...? sebenarnya tidak ada batasan sih. anda yang wanita, boleh saja memproklamirkan seperti yang saya proklamirkan di atas itu.

well, kembali ke tema.
saya ulangi sekali lagi, karena saya pria, maka saya berhak untuk (maaf) kentut dimanapun, kapanpun, dan sekeras apapun. termasuk ketika sedang bersama-sama di ruang nonton tivi. jadilah, kemudian (maaf) kentut ini menjadi pembahasan hangat dalam pembicaraan-pembicaraan selanjutnya.
"eh, tadi yang kentut siapa sih..?"
"tebak dong yang kentut siapa."
"males ah, nebak yang kentut."
"tapi kentutnya bau ya."
"..bla..bla..bla..."

sampai akhirnya,
"udah dong ngomong kentutnya."
"emang kenapa?"
"ya pokoknya udah aja. ga boleh ngomong kentut lagi. mulai sekarang kata kentut diganti kata apel."

ide yang sangat cerdas. setidaknya untuk saat itu.
karena memang kemudian kata (maaf) kentut ini kemudian tidak muncul lagi. digantikan dengan kata apel.

tapi kemudian, muncul masalah baru, ketika kemudian kami sedang membicarakan apel dalam konteks yang benar-benar apel.
"eh, mau apel ga...?"
(maksudnya emang bener-bener nawarin apel. tapi udah ilfil duluan dengar kata apel.)
"apelnya harum sekali."
"beli apel yang banyak yuk."
"huhuhu...."

***
yah, mumpung lagi ngomongin (maaf) kentut, sekalian aja deh kita bahas asal usul debat kusir yang ternyata juga berhubungan dengan (maaf) kentut.

suatu ketika, ada sebuah dokar yang ditarik dengan kuda. ada kusir ama seorang penumpang. di tengah jalan, tiba-tiba si kuda ini (maaf) kentut.
k: "maaf pak, kuda saya keluar angin."
p: "bukan, itu kudanya masuk angin."
k: "keluar angin pak."
p: "masuk angin."
k: "keluar angin."
p: "masuk angin."

begitu seterusnya perdebatan si kusir dengan penumpang ini, tanpa akhir. tanpa ada titik temu. jadilah istilah debat kusir yang kita kenal sekarang ini. oh ya, judul postingannya seribu mentari surga itu terjemahan dari judul novel a thousand splendid suns itu.









12 komentar:

  1. emang splendid tu artinya surga ya?

    BalasHapus
  2. kalo hubungan jumanji sama (maaf) kentut apa ya ?

    *beneran ngga nangkep, huhuhu ..*

    BalasHapus
  3. kalo hubungan jumanji sama (maaf) kentut apa ya ?

    *beneran ngga nangkep, huhuhu ..*

    BalasHapus
  4. jumanjinya buat pembukaan doang ya...

    Sampe sgitunya pak merhatiin film dan novel

    BalasHapus
  5. @ ainal: bukan sih nal. itu terjemahan bebas.

    @ azizah: hubungannya di bagian kekagetannya itu zah.
    di jumanji, aku kaget ketika dalam salah satu adegan itu disebutkan kata "indonesia."
    di a thousand splendid sun, kaget ketika di novel itu disebutkan kata (maaf) kentut sampe 2 kali.

    BalasHapus
  6. @ ute: ada hubungannya kok te. bukan cuma buat pembukaan.

    BalasHapus
  7. Ya udah,kata apel sebagai kata pengganti kentut, diganti lagi dengan kata "maaf kentut" trus djawab, iya dimaafkan..nah kalo gk dmaafkan, jgn kebawa sampe dendam..apalagi tidak bertegur sapa slama 3 hari..

    *ngomong aaapaa inii

    BalasHapus
  8. @ mip2: tambah ngaco. se-ngaco postingannya.
    wkkkk...

    BalasHapus
  9. Hmmm, Kabid acara nasional mulai ngaco lagi....

    BalasHapus
  10. hehe...mulai menampakkan wujud aslinya lin.

    BalasHapus
  11. Surga ada mentarinya ya? Banyak pula

    BalasHapus