Selasa, 02 April 2013

a walk to remember

lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. meskipun sekarang sudah memasuki bulan april, tidak ada salahnya untuk freezing the moment dari sebuah momen bersejarah yang terjadi awal februari kemarin. kalau boleh saya ingatkan, sekarang tepatnya sudah memasuki tanggal 2 april.


ada beberapa momen bersejarah dalam hidup kita. dan karena kita makhluk hidup yang mempunyai salah satu ciri berupa bergerak, maka momen bersejarah yang kita alami dalam hidup kita seringkali berhubungan dengan sebuah pergerakan. pergerakan dalam arti denotatif tentunya. yang paling sering dilakukan, apalagi kalau bukan bergerak dengan berjalan.


bagi kita, berjalan seringkali tidak menjadi sesuatu yang istimewa. padahal sejatinya, berjalan adalah sesuatu yang istimewa. menurut indy barends, 1000 langkah berjalan kaki setiap hari, menjadikan tulang kita lebih kuat.


ada lagi keistimewaan berjalan dipandang dari dimensi lain. dari dimensi pelaku perjalanannya. apabila berjalan ini dilakukan oleh seorang bayi berumur 15 bulan untuk pertama kalinya, tentu ini sesuatu yang sangat istimewa. lebih istimewa lagi apabila bayi itu adalah bayi kita sendiri. tentu, itu sangat istimewa sekali dan pasti, akan menjadi sebuah langkah yang akan selalu kita ingat.


adalah athaya zahratus silmi tokoh utama kita kali ini. bayi, yang ketika tulisan ini ditulis telah beberapa hari lebih tua dari 17 bulan. tanggal 1 februari lalu menjadi hari yang bersejarah bagi bayi ini. karena untuk pertama kalinya, silmi berhasil menyingkirkan segala keraguan yang biasanya menghampiri untuk melangkah sejauh-jauhnya.

sebelumnya, silmi telah mampu melangkah pendek-pendek, satu sampai beberapa langkah. tapi belum pernah langkahnya berlanjut sampai menjadi sebuah rangkaian gerak yang bisa didefinisikan sebagai berjalan. faktor ingatan saya rasa menjadi faktor penting. perlu suatu momentum untuk memecahkan kebuntuan dari faktor ingatan ini.

akhirnya tibalah momentum itu. 1 februari, ketika silmi telah berusia 15 bulan lebih sedikit, ibunya sedang ada tugas untuk mengikuti diklat di kampus stan. jarak menuju kampus stan lebih dekat daripada jarak menuju kantor. sehingga istri saya berangkat menuju tempat diklat diklat pada waktu yang lebih siang daripada hari-hari biasanya ketika berangkat ke kantor.

hal ini yang mungkin agak diherankan oleh silmi. mungkin ketika melihat jam dinding dan ibunya belum berangkat ketika biasanya ibunya sudah berangkat ke kantor, silmi kemudian menyimpulkan bahwa hari itu ibunya libur. eh tapi, ternyata tidak lama kemudian ibunya bersiap-siap berangkat ke tempat diklat.


paniklah silmi dan kemudian mengejar ibunya sambil berjalan setengah berlari. padahal kondisinya ketika itu sebenarnya silmi belum bisa berjalan. silmi lupa dengan kondisinya bahwa sebelumnya dia belum bisa berjalan. satu langkah, dua langkah, tiga langkah dan seterusnya. sampai berjalan dengan sempurna.
 
sesederhana itu. dan seterusnya silmi kemudian bisa berjalan.




2 komentar:

  1. coba kalau ma bapake... silmi bakal ngejar2 gak ya? hohoho

    BalasHapus
  2. ngejar2 minta gendong biasane nas. hihihi

    BalasHapus