setelah sebelumnya selalu (atau paling tidak hampir selalu) memberikan kebebasan kepada para pembaca untuk memberikan kesimpulan atas postingan-postingan saya, maka ijinkanlah pada postingan kali ini saya yang memberikan kesimpulan. jadi, apapun nanti hasil tulisannya, apapun hasil pemahaman teman-teman terhadap tulisan ini, tetap saja hanya satu kesimpulannya: bahwa pepatah itu tidak selalu benar karena pepatah dibuat oleh manusia. dan karena kita manusia, maka kitapun berhak untuk membuat pepatah kita sendiri.
baiklah, kita mulai saja. mungkin bukan berita yang paling aktual, tapi setidaknya kejadian hujan besar disertai angin ribut dan sedikit hujan es di beberapa tempat di jakarta masih cukup segar di ingatan kita. kejadiannya baru sepekan kemarin. hari rabu sama seperti hari ini.
bisa ditebak, hujan seperti itu akan mengakibatkan kemacetan parah pada jam pulang kantor yang memang sehari-harinya pun sudah macet. itu karena hujan akan mengakibatkan genangan air di beberapa titik jalan, angin akan merobohkan beberapa pohon, dan hujan akan membuat jalanan menjadi licin memaksa pengendara mengurangi kecepatan.
dan yah, saya termasuk salah satu korban kemacetan parah itu. kemacetan yang melelahkan. melelahkan secara mental dan melelahkan secara fisik. sampai seharian di hari kamis pun masih terasa kelelahan fisik itu. akhirnya kamis malamnya, saya putuskan untuk menggunakan jasa kursi pijat di harmoni untuk sedikit mengurangi kelelahan fisik itu.
saya yakin para mahasiswa atau mantan mahasiswa stan sudah akrab dengan harmoni swalayan ini. harmoni swalayan terletak di ceger raya, setelah bakmi vilani kalo dari arah pondok betung di sisi kiri jalan.
ada beberapa alternatif jalan menuju ke sana kalo dari kontrakan saya di jalan bonjol. untuk malam itu saya memilih melalui jalan sejahtera pjmi. lewat depan warung soto pak miko juga tentunya. mampir sajalah saya ke sana. mumpung belum makan malam. menunya soto daging. enak lho, dagingnya banyak.
saya amati dengan seksama daging-daging itu. dan saya temukan bahwa dagingnya bagus-bagus. tidak ada yang retak. ini tentunya bertentangan dengan pepatah yang menyatakan bahwa tiada daging yang tak retak. bingo! saya kembali menemukan adanya pepatah yang salah. setelah dulu saya pernah menemukan bahwa ternyata bisa saja rumput kita lebih hijau daripada rumput tetangga, maka malam itu saya menemukan bahwa ternyata ada juga kok daging yang tak retak.
selanjutnya dilanjutkan acara inti ke kursi pijat di harmoni. selesai dari sana pulanglah saya. ketika di parkiran, saya mendengar satu dua ketukan irama lagu. saya yakin sekali itu dari lagu seroja. berhentilah saya sejenak. ternyata bukan. bunyi itu dari lagu dangdut. berlalulah saya dari harmoni dengan sedikit kecewa.
alhamdulillah, sesampai di rumah, kekecewaan saya itu terobati dengan tuntas. sangat tuntas malah. karena sedang ada lomba menyanyi lagu-lagu melayu di tvri. salah satu yang dinyanyikan, termasuk lagu seroja yang saya harapkan saya dengar di parkiran itu. bonusnya, ada lagi lagu-lagu melayu lain seperti ijuk, di ambang sore, dan surga di bawah telapak kaki ibu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
hmmm
BalasHapusga seru kaya biasanya :p
ini cerita sedih mbak...
BalasHapus"nasib suami ditinggal istri DL"
:p
oo..pantes tokoh istri gak muncul sm sekali di ceritanya, ternyata lagi mbujang to..hehe
BalasHapusyaaah....
BalasHapuspadahal postingan ini udah dikasih tanda seru lho.
tepat sekali, cerita ini terjadi ketika tokoh istri sedang dl ke semarang.
BalasHapussebenarnya bisa dimunculkan lho nee. misalnya, ketika sedang makan, tokoh saya mengirimkan sms kepada tokoh istri.
BalasHapus- -"
BalasHapusgak penting.
hiaaaah...
BalasHapusdari hujan angin ke macet --> masih nyambung
dari macet ke harmoni --> -_-"
dari kursi pijat di harmoni ke soto daging --> .....
dari soto daging ke dagingnya, trus nyambung ke pepatah --> ...................
mana pepatahnya ngaco pulak, tak ada daging yang tak retak
-__-"
males pake comment ala aliisme... pake serbuan comment aja ah
BalasHapusyoyoyo...pepatah cerdas ala aliisme
BalasHapusni udah kureportasekan lo di QN yang satu ni....http://nanazh.multiply.com/notes/item/220
BalasHapusdan ternyata sampeyan adalah salah satu comment'ers yang sangat sengsara karena hal ini ya
sudah ada mulai kecurigaan... lah, kalau ada istri sendiri pastilah minta dipijat ma istri to? *sebenarnya saya tidak terlalu berpengalaman tentang hal ini he
BalasHapuswell, sampeyan belum mengajak saya ke sana heheheh... ayoooooh kapan, bareng ma fruitchildren yang lain... mumpung dirimu masih "membujang" sementara waktu ni kan he
BalasHapuswuiiiies bisa-bisanya sampeyan menemukan acara-acara kayak gitu yang sudah keitung langka banget dalam ranah pertelevisian Indonesia... jadi, inget sudah lama sekali gak nonton TVRI...
BalasHapushohoho klompencampir
udah engga anas...
BalasHapustokoh istri sudah kembali^_____^
DL nya udah pekan kemarin skalian pulang ke kudus...
hehe...
soalnya tokoh suami dlm cerita ini baru tau warung soto pak miko berkat tokoh istri...
BalasHapusjadi ceritanya, ini adalah warung baru dlm khazanah perwarungan suami saya...
^_^
owh itu istrinya
BalasHapusbaru tau
hehe
yaaaaah,,, kecewa deh hehehe... ketawan ma motherchildren hehehe
BalasHapushihihi padahal kami dulu sering mencoba-coba lo... kok bisa-bisanya luput...
BalasHapusternyata... kami masih kurang gaul hehehe
hehehe...
BalasHapustar kapan2 ditraktir deh sama fatherchildren-mu lagi ya...
iya kan father???
:p
hihihi...
BalasHapuspokoknya alur cerita bisa disesuaikan dengan request dari para pemirsa lah.
oh iya ding, harusnya kan tiada daging yang tak retak. teliti banget cha. :D
BalasHapuswaaaa....banjir ngomen. ntar kena vercod lho nas.
BalasHapushahaha
hyuuukk...buat pepatah kita sendiri.
BalasHapusbayangkan...maghrib baru nyampe deket stasiun palmerah.
BalasHapusluar biasa macetnya.
pasti mengharapkan saya membalas dengan komen ini:
BalasHapus"makanya buruan nikah dunks...."
alhamdulillah, tokoh istri sudah kembali lagi...
BalasHapusklompencapir pernah masuk ke salah satu postinganku lho
BalasHapus*ngiklan*
kok ke kudus jeng? bukannya rumahnya solo ya?
BalasHapustempatnya di luar konteks keramaian bintaro sih...
BalasHapusperkenalkan, istri saya, linamenyapapagi
BalasHapus^__^
sekalian ama motherchildren aja deh traktirannya
BalasHapushehehe
dulu berburunya di jalur ceger sih nas
BalasHapusbagi duitnya dunks...
BalasHapusntar diajak sekalian deh.
masih salaaaaaaaaaahhhh....
BalasHapusmbak ocha, kayak gak apal pak akar ajah. ditanggepin bisa bikin setres,hihi..
BalasHapussemoga tidak... seringnya kapok euy... eh, ntar dulu deng ngelanjutin comengnya... ni diklatnya mau selesai... yeeee... balik awal lagi
BalasHapusnggak setres kok mbak
BalasHapusbuat hiburan, hihi.. :D
sing sabar yo mbak nee...
BalasHapushihihi...
^^
-_-"
BalasHapus100 buat mbak ocha^^
BalasHapusyay!!
BalasHapushohohoho :D
BalasHapuskomen asal
udah baca kok sampe akhir bingung mo komen apa
saya heran sama istrinya kang ali... lama2 ku perhatikan kayak jadi adeknya mbak sintya
BalasHapuskomen ga nyambung ama tulisan :D
ajari dulu dong tips dan triknya ke diriku biar bisa pula...je
BalasHapusmakanya mending ngetem dulu di tempat yang pewe... saat itu, menikmati petang hari di al azhar nyaman banget... dan alhamdulillah kondisi jalan setelah maghrib lumayan lancar...
BalasHapusya Alloh.... mas, q lagi kepikiran euy.. huks
BalasHapusyaelah... tuh juga gara2 postingan sampeyan diriku jadi inget...
BalasHapusboleh boleh... kemaren kan gak lengkap gak ada dini gak ada tulus... apalagi fruitchildren lainnya...
BalasHapusternyata ada yang luput dalam penyisiran kita ya,,,, padahal sudah menggelandang ke mana aja coba... hihihi
BalasHapusbukannya jadi kayak kembarannya pak? kemana-mana bareng soalnya,hehe..
BalasHapus