Selasa, 19 November 2013

pahargyan

ada rasa bangga, ketika dalam perantauan seperti ini menyaksikan berita mengenai kampung halaman di media massa. seperti ketika kurang dari sepekan ini, sebuah berita tentang kudus menghiasi halaman pertama kompas. walaupun sayang, beritanya mengenai kekacauan daftar pemilih tetap di kudus. bentuk kekacauannya, data pemilih pada salah satu tps di desa samirejo kecamatan dawe, kabupaten kudus tidak ada sama sekali, sehingga jumlah tps di sana berkurang satu.

kpu berjanji akan terus memperbaiki kesalahan-kesalahan dpt seperti ini. janji adalah hutang, dan kita semua berharap kpu membayar lunas hutang-hutangnya sebelum tanggal jatuh tempo.

pekan sebelumnya, ada lagi berita yang membuat saya bangga. lebih tepatnya foto penjelas berita, juga di kompas walaupun bukan halaman pertama. kalau yang ini tentang proyek konstruksi. ada artikel panjang disertai foto proyek konstruksi dengan plang besar bertuliskan total bangun persada sebagai konstruktornya.

mengapa saya bangga?
saya merasa dekat dengan total bangun persada. karena kebetulan, kantor saya dulu memang dekat dengan kantor total bangun persada ini, hanya selisih tiga atau empat bangunan saja.

yang membuat agak tidak enak adalah bahwa ternyata foto proyek itu adalah foto proyek konstruksi pembangunan hotel di solo di lahan bekas pabrik es sari petojo. terasa akrab dengan pabrik es sari petojo? silakan di-googling. :)

tentu saja, walaupun belum lama ini saya sempat berkunjung ke solo, saya tidak melihat secara langsung proyek konstruksi hotel tersebut. karena memang hal itu tidak relevan dengan tema kunjungan saya ke sana. kalau boleh cerita, kebetulan kunjungan ke solo itu dilakukan dalam rangka menghadiri pernikahan salah seorang saudara. saudara dekat, lha wong kakaknya istri saya kok. lebih spesifiknya kakak laki-laki.

walhasil, jadilah ketika acara ngundhuh mantu saya diberikan seragam blangkon, jarik dan keris dengan jabatan sebagai penerima tamu. penyelenggaraan acara ngunduh mantu di kampungnya istri saya itu cukup terorganisir dengan baik. ada dokumen semacam term of reference termasuk ada pula daftar susunan panitianya. dan tentu ada nama saya di sana, lengkap dengan gelarnya walaupun salah tulis.

di sana tertulis nama saya dengan gelar SE, bukan SST sebagaimana pernah saya singgung di sini. tapi gpp lah, daripada gelar saya ditulis dengan benar tapi malah orang-orang nanti mikir kalo saya lulusan D4 kebidanan kan berabe juga. :D mosok udah susah-susah belajar accounting dari tingkat principle sampai advance malah dikira bidan. udah bidan, ngesot pula. eh kalo itu suster ding. :D

***
bagi yang berwenang, mungkin gelar alumni D4 perlu dibedakan sesuai program studinya juga kali ya. biar langsung ketahuan secara spesifik begitu lihat gelar seorang alumni D4. atau mungkin alumni D4 akuntansi seperti saya langsung diberi gelar Ak mungkin akan menyenangkan. hehehe



4 komentar:

  1. ah lali aku jaluk doa restumu ikutan tes DIV kemarin huhuhu

    BalasHapus
  2. eh, sori lali bales komen.
    aamiin... mugo2 keterima D4 STAN nas. kalo ga keterima, boleh dicoba ndaftar D4 Kebidanan. gelare podo SST ae kok. :D

    BalasHapus
  3. nah iku, ra reti aku bos. hehe
    ketoke si perayaan tah opo ngono. soale ono kata pahargyan neng nggon TOR mantenan iku.

    BalasHapus