Kamis, 27 Oktober 2011

reminder: postulat kehidupan

sekarang hari kamis, 27 oktober 2011. sudah malam sebenarnya, jam 11 lewat. sedang ada tribute to rhoma irama di mnctv. untuk mengamalkan slogan freezing the moment-lah, postingan ini ditulis. sebelum tertumpuk-tumpuk oleh kesibukan sebagaimana lazimnya kesibukan yang dialami seorang dewasa yang sedang bekerja dalam suasana kerja akhir tahun anggaran dan sekaligus sedang menghitung hari menuju kelahiran putra pertama.

tercatat, ada dua peristiwa olahraga bersejarah akhir pekan kemarin. yang pertama, tentu saja kabar duka dari sirkuit sepang malaysia tentang meninggalnya pembalap motogp marco simoncelli. yang kedua, kabar duka pula dari stadion old trafford khususnya bagi para penggemar manchester united yang dibantai 1-6 oleh tetangga sekota, manchester city. khusus untuk pertandingan derby manchester ini, saya menonton langsung pertandingannya. bukan di old trafford tapi, cukup di layar televisi saja. dan saya rasa, menonton di layar televisi lebih unggul daripada menonton langsung di stadion dalam hal pengamatan kita akan detail pertandingan.

ah...alasan, bilang aja ga mampu nonton langsung di old trafford.
haha

sebenarnya, balapan motogp di sepang yang akhirnya menewaskan simoncelli pun disiarkan langsung di televisi hari ahad itu. sekitar ahad siang atau sore, tapi saya tidak menontonnya, baik di televisi ataupun di sirkuit. untuk olahraga balapan seperti motogp ini, menonton secara langsung di sirkuit sangat tidak dianjurkan. ya itu dia, kita hanya duduk di satu bangku. kita hanya ada di satu titik. sehingga yang kita lihat hanyalah sekilas motor yang melaju kencang. hanya sekilas karena ia bergerak dengan kencang. mendingan nonton di tivi aja.

***
tapi semenjak berita meninggalnya marco simoncelli di sepang itu, video tabrakannya jadi banyak beredar. mau tidak mau, sayapun ikut melihatnya. ngeri. saya tidak dapat membayangkan bagaimana perasaan colin edwards dan valentino rossi, dua orang yang di video itu nampak menabrak simoncelli. mereka tidak salah, saya kira memang tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan untuk menghindari tabrakan itu. tapi saya kira, sekecil apapun, tetap ada rasa bersalah di hati mereka.

seingat saya, peristiwa meninggalnya ayrton senna, pembalap formula 1 jaman dulu, berbarengan dengan peristiwa pemungutan suara untuk pemilihan kepala desa di desa saya dulu. sementara yang simoncelli kemarin ini, hampir berbarengan dengan pemungutan suara untuk pemilihan gubernur banten yang berlangsung satu hari sebelumnya. untuk yang ayrton senna saya ga terlalu yakin apakah memang benar-benar berbarengan, seingat saya sih iya, tapi kalaupun tidak bareng, mohon dimaklumi. karena memang tidak ada catatan tertulis yang dapat menjadi bukti ingatan itu.

yang jelas, meninggalnya simoncelli ini menjadi pengingat bagi kita akan salah satu postulat dalam kehidupan ini. bahwa semua yang hidup pada akhirnya akan mati. yang muda, yang tua, yang sakit, yang sehat, yang kribo, semuanya. kalo sudah mati, pulanglah kita ke tuhan kita masing-masing. mempersembahkan amalan-amalan yang kita lakukan semasa hidup kita.

tuhan kita masing-masing??
yah, karena ada banyak agama di dunia ini. dan rasa-rasanya ada bermacam-macam tuhan dari masing-masing agama-agama itu. berbeda-beda.

semoga saja kita tidak keliru memilih agama sehingga nantinya di akhirat menemukan bahwa tuhan yang sudah capek-capek kita sembah selama hidup ternyata tidak ada.







10 komentar:

  1. Hehe. . Mtor gp,pemilihan kades&gub dan kmatian. .

    Btw. . Ga' smua agm menganggap akhirat itu ada :)

    BalasHapus
  2. Hehe. . Mtor gp,pemilihan kades&gub dan kmatian. .
    Mantap!

    Btw. . Ga' smua agm menganggap akhirat itu ada :)

    BalasHapus
  3. oh iya, itu dia yang lebih parahnya...
    dihabis-habisin di dunianya deh.

    BalasHapus
  4. ha? smpt nulis to? kok tak terdeteksi? mencurigakan dah. hufh, baiklah ustadz, terima kasih atas nasehatnya :)

    BalasHapus
  5. ha? smpt nulis to? kok tak terdeteksi? mencurigakan dah. hufh, baiklah ustadz, terima kasih atas nasehatnya :)

    BalasHapus
  6. yo ini lah, demi para penggemar. disempet-sempetin nulis.
    hehehe...

    BalasHapus
  7. sapa penggemarmu? afc? ali fans club? nggo melu mesti dipeksa tuh wekekeke

    BalasHapus
  8. hahaha...
    lha iyo, kan kw sing bagian meksa2 melu dadi anggota afc.

    BalasHapus