netting

yah, akhirnya tim thomas indonesia gagal mengalahkan cina. kemenangan korea atas cina di final piala uber tampaknya belum cukup menginspirasi para pemain thomas kita untuk mengubah mindset bahwa cina itu tidak terkalahkan.

secara peringkat dunia, jelas pemain cina lebih baik. dalam hitungan di atas kertas pun tim uber korea pasti akan kalah dari cina. tapi akhirnya korea mampu mampu membalikkan semua perhitungan itu.

itu pula yang terjadi di thomas. sama dengan tim uber korea, dalam hitungan di atas kertas tim thomas indonesia pasti akan kalah dari cina. karena tim uber korea berhasil membalik hitungan di atas kertas itu, harapan saya sih tim thomas indonesia bisa mengulanginya. sayang sekali itu tidak terjadi. justru tim thomas cina yang lebih banyak belajar dari kekalahan tim uber mereka.

dan saya tidak bisa menyaksikan partai final piala thomas itu karena sedang ikut pembubaran panitia NAC 2010 di ragunan. berhujan-hujan ria. sayangnya tingkat partisipasi hanya sekitar tiga puluh persen. tapi ga apa-apalah, paling tidak acara jalan-jalan kemarin telah membuat saya dapat bertemu secara langsung dengan Kabid Acara NAC 2008 yang meluangkan waktunya untuk mengikuti acara tersebut. kabid acara nac 2008 yang darinya saya banyak belajar.

***
sebenarnya kalo niat banget mau nonton siaran final kemarin bisa saja sih. kebetulan tivi di salah satu ruangan kantor di ragunan terletak dekat pintu. sehingga kalo kita ngintip dari pintu trus melihat ke dalam, bisa lihat pertandingan itu. tapi saya tidak melakukannya karena saya merasa hal itu terasa agak memalukan.

***
well,
siaran langsung piala thomas dan uber memang cukup mendominasi tayangan di televisi hari-hari ini. sehingga istilah-istilah perbulutangkisan jadi populer kembali. semacam smash, dropshot, atau netting.

yang disebut terakhir itu sejenis pukulan mepet-mepet net yang tentunya menjadi andalan dari beberapa pemain tertentu. sejenis pukulan yang paling menyebalkan kalo menurut saya. mending main smes-smes gitu daripada main netting.

***
netting juga merupakan salah satu istilah dalam pembayaran di dunia ekspor. selain L/C yang paling populer dan beberapa jenis lainnya. kalo netting ini semacam perhitungan bersih gitu. jadi kalo kita ekspor ke rekanan kita di luar negeri, kemudian kita juga impor dari rekanan yang sama, cukuplah nilai bersih dari transaksi kita berdua itu yang dihitung untuk dibayarkan. misalnya kita jual ke dia 50 juta dolar, trus kita beli dari dia 45 juta dolar, cukuplah 5 juta dolar saja yang dia bayarkan ke kita.

kalo L/C mungkin udah pada tau lah ya. sangat populer istilah ini. istilah yang ini tu model pembayaran yang kita pake bantuan bank buat menagihkan. kita ekspor barang, trus bank-nya mbayar ke kita. bank itu kemudian kerjasama dengan bank asing. bank asing ini yang kemudian nagih ke konsumen kita di luar negeri.

kok pihak bank mau? iya lah. kan dapet fee.
tak perlu menunggu barang kita sampai ke konsumen, kita dibayar saat barang kita dimuat di kapal. jadi dalam model L/C ini, dengan hanya membawa bukti muat barang yang diterbitkan kapal pengangkut semacam B/L ke bank, kita udah dapat pembayaran.

L/C fiktif?
itu berarti ga ada ekspor tapi ada B/L yang ditukerin ke bank.

L/C fiktif kayak kasus misbakhun, sepertinya juga begitu modelnya. ga ada ekspor tapi ada B/L yang terbit yang ditukerin ke bank. kalo udah gini, karena yang nerbitin B/L itu si kapalnya, entah kenapa yang ditangkap kok misbakhunnya ya. kok bukan perusahaan kapalnya yang nerbitin B/L itu.