saya tidak suka makanan pedas. saya lebih suka makanan yang manis. dan saya rasa jejak-jejak kemanisan makanan-makanan yang pernah saya makan itu masih jelas terpampang di wajah saya.
:p
saya tidak suka makanan pedas. itulah kenapa warung spesial sambal atau keripik maicih yang pernah sangat ngetren bukanlah sesuatu yang sangat menarik buat saya. walaupun faktanya saya akui kalo saya memang pernah satu kali masuk ke warung spesial sambal dan pernah beberapa kali memegang bungkus keripik maicih.
bungkus keripik maicih yang logonya hadap depan. bukan yang hadap samping. karena ternyata ada dua versi logo maicih, hadap depan dan hadap samping. yang mana yang palsu? katanya sih tidak ada yang palsu, asli semua. katanya juga, perbedaan itu karena ada perbedaan visi. yang satu katanya mengutamakan kualitas, yang satu lebih mengejar ke volume.
ya sudahlah, itu bukan urusan saya. biarkan mereka berbeda visi. toh saya juga bukan penggemar kripik pedas. hanya saja, fenomena hadap depan dan hadap samping ini juga saya jumpai pada diri saya dan istri saya.
bukan, bukan, kami tidak sedang berbeda visi. kami hanya sedang berboncengan sepeda motor. saya hadap depan, istri saya hadap samping. itu dapat kami lakukan dalam perjalanan jarak pendek, hanya dalam perjalanan jarak pendek. karena ternyata diboncengkan dalam posisi hadap samping itu cukup melelahkan. apalagi untuk perjalanan di jalanan jakarta yang terkenal kekurangramahannya.
dari yang macet, main serobot seenaknya, potong kanan potong kiri, kebut-kebutan, sampai yang kenceng-kencengan suara klakson dan knalpot.
jadi begitulah, untuk menempuh perjalanan di rimba jalanan jakarta, dibonceng dalam posisi hadap depan adalah pilihan yang lebih realistis bagi istri saya. dibonceng dengan motor tercinta yang bahkan setahun kemarin pun sudah berusia satu windu. udah tua memang. tapi itu motor tercinta. apalagi motor itu mengusung plat yang selalu membuat saya tidak lupa dari mana saya berasal. plat k.
ada yang suka menghafalkan plat nomor kendaraan?
plat b itu jakarta, plat bl itu aceh, bk itu medan, h itu semarang, l surabaya, d bandung. sedangkan k adalah plat untuk kendaraan-kendaraan bermotor dari daerah eks karesidenan pati.
kenapa eks?
ya karena sistem karesidenan itu sekarang udah ga dipake.
dulunya karesidenan pati itu mencakup daerah pati dan sekitarnya, seperti kudus, jepara, dan purwodadi. semuanya berplat k. hanya huruf terakhirnya saja yang dibedakan untuk membedakan asal kabupaten. seperti kudus, kampung saya tercinta, yang punya tiga varian huruf akhir, b, k, dan t.
dan ternyata, sekali waktu keganasan jalanan jakarta itu berubah menjadi keramahan karena faktor plat k ini. paling sedikit sudah tiga kali saya disapa sesama pengendara sepeda motor lain karena plat k.
pengendara lain: "kudusnya mana mas?"
saya: "saya dari getassrabi, kudus yang arah jepara."
p: "oh, deket dong, saya dari blablabla."
s: "blablabla....."
p: "blablabla....."
dan berlanjutlah obrolan penuh keramahan sambil sama-sama masih mengendarai sepeda motor di keramaian rimba jalanan jakarta yang terkenal kekurangramahannya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
motornya kakek juga plat k, tapi beliau di jepara..
BalasHapussaya kira plat k untuk jepara saja, ternyata kudus juga ya :)
BE platnya Mayaarakat Lampung ^0^
BalasHapusAE, eks karesidenan Madiun..
BalasHapusBtw, sy makan maicih level 10 (yg menghadap depan atau samping, saya lupa), baik2 saja.
Giliran kemarin, sy nyobain yg beda menghadap, level 3 saja, hampir semaleman kena imbasnya... Pfuh, lebih mujarab drpd dulcolax
AE, eks karesidenan Madiun..
BalasHapusBtw, sy makan maicih level 10 (yg menghadap depan atau samping, saya lupa), baik2 saja.
Giliran kemarin, sy nyobain yg beda menghadap, level 3 saja, hampir semaleman kena imbasnya... Pfuh, lebih mujarab drpd dulcolax
yups, betul sekali bu.
BalasHapussama-sama k cuman beda huruf belakangnya aja. kalo jepara itu c, l, ama v.
kok ga nyambung sih?
BalasHapuskerenan kudus ah win. platnya k, sesuai huruf depan kotanya.
:p
ute semangat banget komennya mpe diulangi.
BalasHapusjadi apakah bisa disimpulkan kalo maicih merupakan pesaing utama vegeta?
sepertinya kita sama soal makanan pedas... makanan manis.... dan jejak manis di wajah.... xixixixi
BalasHapusdi sini juga platnya K, tapi dua huruf depannya: KB (Kalimantan Barat). dan jika anda bilang di jakarta pengendaranya kurang ramah, di sini lebih parah....
BalasHapusprovinsi sebelah K juga, KH (Kalimantan tengaH)
toss dulu ah...
BalasHapushihi
waduh, ndak iyo pak?
BalasHapusmenghadapi jalanan jakarta aja udah bikin geleng-geleng kepala.
kalau di jakarta kan ada orang mau menyeberang pengendaranya ngasih kesempatan, di sini? boro2... mau ke mesjid yang hanya di seberang pertigaan aja bisa sampai ketinggalan 2 rakaat....
BalasHapus*tambah geleng-geleng kepala
BalasHapusdr mak icih bs nyambung ke motor? Emang ya he..he..
BalasHapusPantesn ade saya ga mau ngebonceng kalo nyamping,apalg dia suka ngebut,tyata lbh capek ya. Maklum saya blm bs motor,ini br tcapai cita2 sepeda dulu..
hihi....biar dikira wawasannya luas.
BalasHapushihi
apaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa??????????????? kenapa aku belum comment?????????????? kyaaaaaaaaaaaaa
BalasHapushuhuhu kepedasan itu mengingatkan akan peristiwa salah usap itu... tragis huhuhu
BalasHapusnambahin kosakata nomor kendaraanmu deh
BalasHapusH, untuk eks kerasidenan Semarang (eh ndak eneng hehehe? intine sih Kota Semarang, Kabupaten Semarang, lan Salatiga)
BA, untuk Sumatera "BA"rat
khas mas ali
BalasHapus:D
K xxxx xE/N untuk Blora
Kalau ketemu K 2490 MN, itu motor ayah saya