adakah yang ingin mengetahui di mana tempat tinggal saya sekarang?
*krik....krik....
tidak ada....??
baiklah, you know me so well. tidak ada yang ingin tahu pun tetap saja akan saya beritahukan. jadi semenjak menikah beberapa waktu kemarin, saya telah berpindah dari tempat kos saya yang legendaris di kawasan pondok jaya, ke sebuah kontrakan di jalan bonjol. jalan bonjol itu jalan keluar mobil-mobil dari pjmi yang akan menuju ke arah sektor satu.
belum terlalu lama saya di sana, sehingga belum juga terlalu mengenal dengan sangat baik lingkungannya. setahu saya, ada sebuah musholla yang paling dekat dengan tempat tinggal saya itu. sebuah musholla kecil. karena kecil, jamaahnya pun tidak terlalu banyak. setahu saya, hanya sholat maghrib dan sholat shubuh yang rutin ada jamaahnya. sholat isya berjamaah hampir rutin, namun pernah juga tidak terlaksana.
seperti hari itu, ketika saya berangkat ke musholla itu pada waktu sholat isya. sampai di musholla, musholla masih kosong. duduk manislah saya menunggu imamnya. satu menit, dua menit, tiga menit, lima menit, sepuluh menit.... masih belum juga datang imamnya. saya menyerah, saya pun akhirnya sholat munfarid.
***
udah, sementara gitu dulu ceritanya.
biar ga kependekan disambung ama cerita orang-orang yang juga nunggu imam deh. lebih tepatnya, akhwat-akhwat yang nunggu imam.
para pembaca:
"wuiiiih.....jadi ternyata ke sana maksud tulisan ini."
hehehe...
begitulah.
sebenarnya hanya ingin menyemangati sih. kalo emang si imam belum dateng-dateng, ya ga usah jadi beban pikiran. maksudnya, janganlah kebelumdatangan imam itu yang menjadi beban pikiran. yang seharusnya jadi pemikiran itu bagaimana usaha dan doa yang telah kita lakukan. telah, sedang dan akan kita lakukan. kalo emang itu udah optimal, masalah hasil udah bukan urusan kita lagi. kewajiban kita sebagai manusia kan hanya berusaha, dan kita tidak pernah diberi kewajiban untuk berhasil.
dasar utama menyemangati tentu saja janji allah bahwa "man jadda wa jada," siapa yang bersungguh-sungguh, pasti dapat. dasar yang lain adalah bukti statistik. jika anda akhwat dan target anda adalah ikhwan indonesia berusia antara 23-27 tahun yang ganteng, saya akan berbaik hati menghitungkan berapa potensi pasar anda.
ada sekitar 240 juta warga indonesia. sekitar 85% beragama islam, itu artinya ada 204 juta jiwa. hasil sensus 2010 menyatakan jumlah laki-laki lebih banyak daripada perempuan. artinya lebih dari 102 juta jiwa adalah laki-laki. oke, kita konservatif aja, kita ambil aja angka 102 juta jiwa.
jumlah yang ikhwan katakanlah sekitar 10 persen lah. 10 persen dari 102 juta jiwa kita dapat angka 10,2 juta jiwa. kemudian, karena target kita berada pada range usia 23-27 tahun, atau berada dalam range 5 tahun, maka kita dapat angka pengali 1/13 untuk mengeluarkan usia-usia yang lain. angka 1/13 ini kita dapat dari perkiraan usia hidup orang-orang kita sekitar 65 tahun. dengan asumsi jumlah penduduk untuk masing-masing usia adalah sama, maka range 5 tahun dari total range yang 65 tahun itu adalah 1/13. dari sini kita dapatkan angka 1/13 dari 10,2 juta jiwa sama dengan 780 ribu jiwa.
jika kemudian kita asumsikan populasi pria ganteng adalah 10% dari jumlah pria seluruhnya, maka kita akan mendapatkan jumlah 78 ribu orang laki-laki yang memenuhi kriteria anda untuk menjadi kandidat imam.
wow...banyak sekali kan?
padahal anda hanya perlu satu. jadi, tetap semangat....!!
***
oh ya, masih ada lanjutan dari cerita sholat isya yang saya tulis di awal postingan ini. jadi, ternyata, tidak lama setelah saya selesai melakukan sholat isya secara munfarid di musholla itu, eh, malah imamnya dateng. coba tadi itu saya sedikit lebih sabar nunggunya.
*postingan ini ditulis dengan jurus pengawuran tingkat tinggi. :p*