salah satu fenomena yang dapat dijumpai dalam silaturrahim lebaran adalah munculnya rengginang di kaleng wafer atau biskuit. tamu membuka tutup kaleng wafer atau biskuit, namun ketika sudah telanjur terbuka kalengnya, justru rengginang, bukan wafer atau biskuit yang ditemui. tuan rumah dalam hal ini tentu tidak sedang dalam posisi untuk sengaja merusak ekspektasi tamunya. bahkan mungkin sang tuan rumah perlu kita apresiasi karena sedang melakukan re-use, sebagai salah satu pengamalan dari 3R (reduce, re-use, recycle) untuk mengatasi global warming.
bila tamu yang sudah telanjur membuka tutup kaleng wafer atau biskuit itu saya, tak akan urung saya mengambil isi kaleng tersebut, meskipun jelas-jelas di luar ekspektasi. selain ga enak sama tuan rumah, bila kita perhatikan, enak juga lah rengginang ini, lagi pula dia enteng dan tidak buruk bagi kesehatan (baca: tidak bikin gemuk).
sejujurnya, sama seperti kebanyakan (atau mungkin malah semua) orang, saya juga memperhatikan makanan yang akan saya makan, termasuk misalnya rengginang ini. dan karena memperhatikan makanan inilah, setiap kali dihadapkan akan makanan, kebanyakan orang termasuk saya akan menghadapi sebuah dilema. dimakan atau dibiarkan saja makanan ini?
halalkah dia? halal dzatnya, halal memperolehnya, dsb
baikkah dia? baik bagi kesehatankah, menyebabkan penyakitkah, bikin gemukkah.
alhamdulillah, beruntung sekali bahwa kegiatan memperhatikan makanan ini ada perintahnya di dalam al quran. sehingga apabila kegiatan memperhatikan makanan ini diniatkan sebagai pengamalan dari salah satu perintah al quran, saya yakin akan ada nilai ibadah dari kegiatan memperhatikan makanan ini. enak 'kan dapat pahala hanya dengan mengubah niat dari apa yang biasa kita lakukan sehari-hari.
dan ternyata, itulah salah satu keutamaan dari ilmu. kita dapat mengetahui hal-hal apa saja dari kegiatan kita sehari-hari yang ternyata dengan sedikit saja mengubah niatnya, mendatangkan nilai ibadah saat dilakukan.
***
baiklah, kembali kepada dilema ketika dihadapkan pada makanan.
ternyata, alih-alih dilema, sebuah makanan bahkan mungkin bisa menimbulkan trilema bagi yang menghadapinya.
seperti misalnya ketika ada orang yang membawakan sekotak donat model masa kini yang lucu-lucu bentuknya kepada kita. donat yang lucu ini sangat bisa jadi akan menimbulkan sebuah trilema bagi kita. kita dihadapkan pada tiga pilihan. dimakan, dibiarkan atau ditertawakan saja donat-donat yang lucu itu?