Rabu, 05 November 2014

H-1

alhamdulillah, musim haji tahun ini saya bisa ikut menjadi salah satu bagian dari jamaahnya. tentu banyak hal yang dialami, dan semoga banyak yang bisa dan sempat diceritakan di sini nantinya. berikut salah satunya.

***
sekarang hari rabu, 5 november 2014. dan sudah sekitar sepuluh hari sejak terakhir kali menginjak tanah suci pada tanggal 25 oktober 2014. tercatat pada salah satu weekend kemarin, menteri pan-rb di kabinet kerja jokowi-jk, yuddi chrisnandi melakukan sidak ke sebuah tempat pelayanan untuk masyarakat. jangan tanya saya tempat pelayanan apa yang beliau sidak, jangan ditanya di mana lokasinya dan jangan pula ditanya siapa pimpinan instansi yang beliau sidak. tapi tanya saya apa mobil yang beliau gunakan untuk sidak.

jelas, saya gagal fokus dengan tayangan berita tersebut. hehehe biarin lah...
menurut sepengamatan saya yang masih awam dalam dunia permobilan, beliau menggunakan sebuah mobil hyundai H-1 warna putih. saya tidak ingat bagaimana cara beliau turun dari mobil tersebut, dan mungkin memang hal itu tidak masuk dalam sorotan kamera. tapi semestinya tidak salah apabila beliau turun dengan anggun.

***
bukannya bermaksud membanding-bandingkan diri dengan menteri, jelek-jelek begini saya juga pernah menaiki sebuah hyundai H-1. kebetulan warnanya juga putih, sebagaimana lazimnya warna taksi di mekkah. tepat sekali, hyundai H-1 itu saya naiki dalam kapasitasnya sebagai sebuah taksi dalam sebuah perjalanan dari maktab menuju masjidil haram untuk shalat jumat.

karena memang, jumat itu kebetulan saya dan ibu saya tidak dalam semangat yang tinggi untuk menempuh jarak tiga puluh menit jalan kaki dari maktab menuju masjidil haram. akhirnya mencari-lah kami kendaraan yang kira-kira bisa mengantar ke masjid. sedikit berjalan dan kami menemukan sebuah hyundai H-1 bertuliskan huruf arab tanpa harakat yang sepertinya dibaca sebagai "ujroh".

eksterior mobilnya sendiri masih bagus dan baru, sayang interiornya agak berantakan. saya tahu mobil ini taksi dan bukan angkot, karena angkot sendiri menggunakan mobil semacam mobil travel, hanya gaya pemasaran taksi ini saat itu menggunakan metode angkot. sudah ada dua penumpang naik, kemudian sopirnya menawarkan kepada para pejalan yang kira-kira potensial menjadi penumpangnya, kemudian pejalan itu setuju dan ikut menumpang, dan sopir menawarkan kepada pejalan yang lain, dan pejalan itu setuju dan ikut menumpang dan begitu seterusnya sampai hyundai H-1 itu penuh.

dan sebagaimana tidak anggunnya kita ketika naik atau turun dari angkot di indonesia, setidak anggun itu pulalah saya ketika naik dan turun dari hyundai H-1 yang satu itu.



Senin, 03 November 2014

untuk seribu: perpanjangan sim c kudus

salah satu hari libur sisa cuti besar pekan kemarin saya manfaatkan untuk melakukan perpanjangan sim c di polres kudus. secara umum pelayanan perpanjangan sim ini patut diapresiasi, cepat dan tidak berbelit-belit. meskipun memang masih ada calo-calo berkeliaran.

untuk saya, ini perpanjangan kedua, setelah perpanjangan pertama lima tahun lalu. dan karena lima tahun lalu belum saya dokumentasikan di sini, inilah saatnya mendokumentasikan proses perpanjangan sim c tersebut.

tidak terlalu pagi kedatangan saya ke polres kudus. sudah ramai, termasuk di parkiran sepeda motor. tempat parkir yang adem di bawah pohon pun tidak berhasil saya dapatkan. tidak apa-apa, setidaknya masih ada tempat parkir untuk motor pinjaman yang saya pakai hari itu. kesan pertama langsung tidak mengenakkan ketika tukang parkir menawarkan untuk mencalo-i proses perpanjangan sim saya hari itu.

untunglah tidak ada yang tidak mengenakkan ketika tawaran itu tidak saya sambut. beliau pun tidak berkeberatan untuk menunjukkan tempat fotokopi. saya menuju ke sana untuk memfotokopi ktp dan sim serta membeli map. cukup dua ribu rupiah untuk fotokopi dan map. berikutnya saya menuju tempat pelayanan pembuatan sim. saya amati alurnya dan ternyata ada syarat surat kesehatan yang perlu dilampirkan. saya bertanya kepada teller bri yang ada di sana, ternyata pelayanan pembuatan surat kesehatan berada di dekat asrama polisi di rendeng. itu sekitar dua kilometer dari polres kudus.

hmmm....

tidak mungkin saya jalan kaki ke sana. saya harus berkendara. artinya saya harus mengeluarkan ekstra seribu untuk bayar parkir pertama tersebut. untuk seribu rupiah penghematan, saya sarankan mengawali proses perpanjangan sim c dari tempat tes kesehatan.

baiklah, cerita berlanjut, saya ambil motor dari tempat parkir, meminta kembalian seribu atas uang dua ribu yang saya bayarkan dan segera menuju ke arah rendeng. yang paling terkenal dari rendeng adalah pabrik gula, ke arah situlah saya menuju. saya kebingungan ketika tidak menemukan asrama polisi di sekitar pabrik gula tersebut. beruntung saya mengingat ada teman saya yang mempunyai mertua di daerah sana. saya menghubungi beliau, dan mendapat informasi letak asrama polisi ada di rendeng di sebelah utara pentol.

tepatnya, kalo dari arah polres, lurus ke arah pati, lampu merah pentol, belok ke kiri. asrama ada di kiri jalan setelah lapangan. tempat tes kesehatannya di sebelah kanan jalan di klinik dr. eny. saya lupa nama panjangnya, mungkin eny puji astuti. tes kesehatan berlangsung dengan sangat cepat dan saya memperoleh selembar surat kesehatan. biaya tes kesehatan dua puluh lima ribu.

berikutnya saya kembali ke polres, ke tempat pelayanan sim. saya serahkan map berisi fotokopi ktp dan sim, serta surat kesehatan ke teller bri untuk membayar. di situlah saya diingatkan untuk menuliskan nama dan beberapa keterangan di map. hal itu menyadarkan saya bahwa seharusnya saya membawa pulpen jika akan memperpanjang sim. singkat cerita, saya berhasil mengisi map itu, menyerahkannya kepada teller bri dan membayar biaya perpanjangan sim c sebesar tujuh puluh lima ribu.

selanjutnya map yang isinya sudah bertambah kuitansi pembayaran saya serahkan kepada petugas polisi di loket 1. beliau memberi form kosong untuk diisi dan meminta sim asli saya. lagi-lagi diperlukan pulpen di sini. map lengkap ditambah form terisi dan sim asli saya kembalikan pada petugas di loket 1. saya duduk menunggu. tidak lama, nama saya dipanggil dari loket 2. saya mendapat nomor antrian.

kembali saya duduk dan menunggu. tidak lama pula, nomor antrian saya dipanggil untuk foto. ada antrian dua atau tiga orang di tempat foto sehingga masih cukup waktu untuk bercermin. petugas foto sedikit mengonfirmasi beberapa data yang telah saya isikan di form. selanjutnya proses foto selesai. saya kembali ke ruang tunggu duduk menunggu.

ternyata, di tempat duduk yang ini, saya menemukan ada contoh pengisian form kosong yang disimpan di meja kaca di depan tempat duduk. seharusnya saya lebih awal menemukan contoh pengisian form ini. tapi sudahlah, semua sudah berjalan lancar.

berikutnya, tidak lama menunggu, nama saya dipanggil dari loket 3. sim baru saya sudah jadi. dengan foto yang baru diambil beberapa saat sebelumnya. segera saya masukkan kembali ke dalam tempat sim di dompet. masih muat dengan baik. ternyata proses perpanjangan ini tidak membuat sim saya menjadi lebih panjang.