Senin, 25 Oktober 2010

masuk tipi

ada yang pernah masuk tivi?
entah jadi tokoh utama atau figuran dari tayangan apapun di tivi?
well, saya belum pernah.

ada yang kenal dengan orang yang pernah masuk tivi?
kalo ini, saya ada. teman saya pernah masuk tivi. acaranya berita mudik metro tv entah tahun 2007 atau 2008. gara-garanya, si teman saya ini ngantri tiket di stasiun gambir sampe dibela-belain nginep di stasiun segala. jadilah dia diwawancara oleh reporter berita metro tv. lumayan lah. sepuluh mpe dua puluh detik di tivi.

jumat siang kemarin, saya merasa melihat teman saya di tivi. kembali di acara berita. kalo yang ini acaranya sergap di rcti yang ada bang napi-nya itu. ada berita kecelakaan lalu lintas. disebutkan nama korbannya yang ternyata sama persis dengan nama teman saya. pekerjaan karyawan bank. sama persis dengan teman saya. dan perawakan sosok korban yang diangkat beramai-ramai itu juga sama persis dengan teman saya.

ah, itu pasti orang dengan nama, jenis pekerjaan dan sosok perawakan yang kebetulan sama saja dengan teman saya itu.

***
saya sedang di kudus jumat siang kemarin itu. dan sinyal three tidak sampai ke rumah. jadilah saya terputus dari koneksi internet via modem. sekarang ini senin siang. saya masih di kudus juga. tapi saya sedang di warnet, mampu mengakses internet.

konfirmasi sana-sini...
dan ternyata memang itu dia.
innalillahi wa inna ilaihi rajiun. beliau itu salah satu dari dua orang dengan nama depan yang sama dengan saya. teringat reuni setahun kemarin, setelah sekitar tujuh tahun tidak ketemu.







Kamis, 14 Oktober 2010

one step closer

kalo ada yang sempat membaca tulisan-tulisan saya sebelum ini dan kemudian menemukan kebijaksanaan-kebijaksanaan di dalamnya dan kemudian dari kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ada itu kemudian menyimpulkan bahwa penulisnya adalah seseorang yang bijaksana dan sudah bergelar sarjana, maka ada bagian yang perlu saya koreksi. memang saya akui, tulisan-tulisan saya biasanya mengandung kebijaksanaan-kebijaksanaan dan nilai-nilai luhur. hoeks...

tapi sampai saat ini penulisnya, alias saya, sama sekali belum bergelar sarjana. sedang dalam proses menuju ke sana. dan alhamdulillah, kemarin sudah menjalani peran sebagai terdakwa dalam sidang skripsi dan divonis lulus. alhamdulillah..... dosen pengujinya baik-baik. alhamdulillah. sidangnya juga termasuk cepet. ga sampai satu jam. alhamdulillah banget pokoknya lah.

selain nanya materi skripsi, dosen penguji juga punya hak buat nanya satu pertanyaan terkait isu terkini. apa aja. bisa politik, ekonomi, bahkan kemarin pas sidang saya malah ditanyain tentang kerusuhan-kerusuhan yang belakangan makin marak itu.

karena itulah, sebelum sidang, dalam rangka menyiapkan diri untuk pertanyaan isu terkini itu, terpaksa saya lihat-lihat berita. di internet yang sering. salah satunya tentang kasus penarikan indomie di taiwan. kabarnya sih, karena mengandung zat pengawet yang tidak memenuhi standar di sana. saya tidak menemukan bantahan dari indomie. yang ketemu justru semacam pembelaan diri yang menyalahkan adanya indomie yang masuk secara ilegal ke taiwan. menyalahkan penyelundupnya maksudnya.

sehingga saya nangkepnya kok malah jadi gini ya: bahwa indomie yang beredar di luar taiwan itu emang beda standar ama yang di taiwan. indomie yang beredar di taiwan harus memenuhi standar yang lebih tinggi daripada jika beredar di luar taiwan.

semoga aja standar taiwan emang terlalu tinggi dan standar non taiwan adalah standar normal. bukannya standar taiwan yang normal dan standar non taiwan yang terlalu rendah.

***
kalo mie sedap?
ga tau deh. tapi yang jelas kalimat iklan mie sedap itu benar adanya. mie sedap menyatakan bahwa "soal rasa, lidah tak pernah bohong." dan ternyata memang begitu. buktinya, mantan teman satu kos-an saya di ponjay yang baru pindah kos ke kalimongso masih sering pergi beli nasi uduk ama gorengan di ponjay. bayangkan, kalimongsonya daerah gang setia lho. itu kalo yang jalan kaki orang normal, bisa sekitar 20 menit.

bener kan? kalo soal rasa, lidah ga pernah bohong.
dibela-belain hampir dua puluh menit jalan kaki hanya untuk gorengan dan nasi uduk.







Senin, 11 Oktober 2010

pernikahan kcb

ini ditulis sepekan kemarin. sekitar hari senin atau selasa mungkin. jadi kalo ada penanda waktu, mohon dikonversi ke waktu pekan kemarin.

***
sabtu, 2 oktober kemarin, berkunjunglah saya ke boyolali. ada walimahan dari salah satu anggota panitia national accounting challenge 2010. yang orang boyolali itu mempelai wanitanya. sementara yang anggota panitia nac 2010 itu yang mempelai prianya. yang mempelai pria ini orang kebumen.  berdua saya ke sana, sebagai duta dari kepanitiaan nac tersebut. perjalanan dilakukan dengan kereta api. jumat sore dari jakarta, sabtu pagi nyampe solo. trus sambung dengan bus ke boyolali.

perjalanan itu dilakukan sebelum tragedi kecelakaan kereta api di petarukan, pemalang. atau lebih tepatnya awal perjalanannya saja sih yang dilakukan sebelum tragedi itu. yah, karena ternyata malam kami melakukan perjalanan itu bertepatan dengan malam terjadinya tragedi kecelakaan di pemalang. kalo ada yang jeli melihat berita, sebenarnya malam itu terjadi juga kecelakaan kereta api di stasiun purwosari, solo, dengan satu korban tewas. cuman beritanya emang ga seheboh yang di pemalang itu.
***

baiklah, lanjut lagi ceritanya. sabtu, antara jam 8 dan setengah 9 pagi, kami mendarat di stasiun purwosari, solo. tapi tidak saya temukan sedikit pun tanda-tanda adanya kecelakaan kereta api beberapa jam sebelumnya. saya emang ga nyari-nyari sih, cuma sekilas pandang aja. jadi cukup wajar kalo ga ketemu tanda-tanda itu. waktu di stasiun itu, fokusnya nyari-nyari wajah teman saya yang katanya bakalan jemput ke stasiun.

ngomong-ngomong soal tanda-tanda yang tak nampak, ketika hari kamis kemarin saya lewat jalan ampera di depan pengadilan negeri jaksel pun, tidak sedikit pun saya temukan tanda-tanda bahwa hari rabu-nya sempat ada kerusuhan hebat antar kelompok preman di situ. kerusuhan yang kabarnya antara kelompok ambon ama kelompok flores itu. yang berkait ama kasus penyerangan di klab blowfish.
***

kembali ke stasiun purwosari. ternyata emang teman saya belum datang menjemput. jadi kami, duta nac, sempat foto-foto dulu di depan stasiun. :p

setelah beliau, sang penjemput itu, datang, mampirlah kami untuk mandi-mandi di rumahnya. beliau ini teman sma saya. asli orang kudus, sama kayak saya. cuma kerjanya di solo, jadi rumahnya sekarang ya di solo. teman saya ini orang yang tumbuh lebih cepat dari saya dalam hal apresiasi karya sastra. (baca: apresiasi novel).

dulu, waktu awal-awal kerja, sekitar tahun 2005 atau 2006, saya masih lebih unggul daripada beliau dalam hal apresiasi novel ini. masih inget banget, gimana jaman itu beliau masih nanya-nanya ke saya minta rekomendasi novel-novel yang layak baca. bahkan pernah, beliau minta dibuatin ringkasan satu-dua lembar dari novel 20 thousand leagues under the sea-nya jules verne.

tapi ternyata beliau tumbuh dengan sangat cepat. saya tumbuh juga, tapi tidak secepat beliau. sehingga tidak lama, mulai sekitar tahun 2008-an, udah berbalik. gantian saya yang minta rekomendasi novel layak baca ke beliau. salah satu hasil rekomendasinya, jadi ada tuh novel taiko yang setebal bantal itu.

ada lagi cerita tentang tumbuh lebih cepat ini. yang ini dalam apresiasi sepakbola dan lebih ekstrim pertumbuhannya. tentang seorang kenalan, tetangga di rumah di kudus. usianya lima tahun di atas saya. sampai tahun 1998, beliau tidak suka piala dunia. piala dunia pertama beliau, piala dunia 2002. bandingkan dengan saya, piala dunia pertama saya piala dunia 1994. tapi beliau tumbuh dengan sangat cepat.

coba tebak jadi apa beliau sekarang?
nyerah???
beliau jadi wartawan sepakbola di salah satu koran, dan tercatat sering muncul pula sebagai komentator siaran langsung sepakbola di tivi-tivi grupnya mnc.

pelajarannya: tidak masalah dengan berapa ukuranmu sekarang, asalkan kau tetap tumbuh.
(tidak hanya ‘kau’ ding, saya juga :p )
***

lanjut lagi perjalanan ke boyolali-nya. dari tempat teman saya yang tumbuh lebih cepat dalam apresiasi novel itu, kemudian kami, duta nac menuju ke boyolali. sekitar jam setengah 11-an sampai di lokasi pernikahan. wah, ternyata sudah ramai. alhamdulillah masih dapat tempat duduk. dan di sanalah kami berdua, menghadiri pernikahan kcb  itu. kebumen cinta boyolali. hehe…

ada novel kcb, ada novel kcb 2. ada pernikahan kcb ini, dan saya yakin akan ada pernikahan kcb 2 nantinya. entah itu kebumen cinta boyolali juga, atau kebumen cinta bogor, atau kebumen cinta bandung, atau masih banyak lagi lah alternatifnya. kan masih banyak nama kota yang diawali huruf k ama huruf b.








Jumat, 01 Oktober 2010

cerita sekotak wafer

sekarang hari jumat, 1 oktober 2010. kalo jaman dulu sih biasanya diperingati sebagai hari kesaktian pancasila. ga tau kalo sekarang. karena sekarang 1 oktober 2010, berarti sekarang tepat sepekan setelah batas akhir pengumpulan skripsi mahasiswa stan. deadline pengumpulan skripsinya emang jumat pekan kemarin. pas tanggal 24 september itu.

saya sendiri ngumpulinnya hari selasa, tanggal 28 september. soalnya emang ada dispensasi dari sekre buat mahasiswa-mahasiswa yang ganteng. iya, buat yang ganteng, boleh deh ngumpulin mpe paling telat tanggal 28 kemarin itu. hehehe.... alhamdulillah, skripsi terkumpul. sehingga boleh dibilang sekarang sudah berada di titik aman yang pertama. masih ada dua titik selanjutnya. sidang dan ujian kompre tertulis. mohon doanya ya teman-teman.

tidak ada agenda khusus untuk mengisi waktu menjelang sidang.
hmmm....kenapa tidak diisi dengan kegiatan-kegiatan yang tidak terlalu mendesak saja? kegiatan-kegiatan tidak terlalu penting yang biasanya ditunda karena kesulitan menempatkannya dalam agenda. main ke tempat keponakan, mencuci motor, atau menserviskan motor.

main ke tempat keponakan dilakukan dalam waktu yang tepat sekali. tepat ketika rumahnya habis kebanjiran. tapi karena kebanjirannya pas malamnya, dan saya datang sore hari besoknya, jadilah saya tidak perlu bantu bersih-bersih. sisa-sisa banjir udah ga terlihat lagi di rumah itu. tepat sekali kan waktu kedatangan saya? haha....

kalo mencuci motor, ini agenda yang udah berminggu-minggu saya tunda. terakhir kali berniat mencuci motor itu waktu mau mudik pas menjelang lebaran kemarin. yah, sekitar puasa ke-24 atau 25 itu lah. tapi waktu itu agenda ini tidak terlaksana. padahal pada waktu itu pun, sebenarnya sudah berminggu-minggu pula motor itu tidak saya cuci. alhamdulillah, kemarin agenda itu jadi dapat terlaksana. berarti, udah berapa bulan ga dicuci tu motor?

nah, kalo yang agenda menservis motor yang terakhir ini, termasuk saya lakukan tepat waktu. lebih cepat dari jadwal malah. harusnya bisa bulan depan. tapi karena rem depan sudah ga enak, jalanlah ke bengkel. karena udah ke bengkel, ya sekalian aja diservis yang rutin itu.

***
oke, itu bagian pendahuluannya, sekarang masuk ke inti postingan ini. jadi, perjalanan ke bengkel itulah yang memicu kisah sekotak wafer kita ini. ceritanya, bengkel yang saya tuju itu ternyata sejalan dengan tempat pameran job fair yang dituju salah satu teman kos saya. dia emang lagi nyari kerja soalnya. untuk menghemat waktu dan menghemat ongkos, jadilah teman saya itu nebeng ke saya. mbonceng di motor saya.

sebagai tanda terima kasih karena telah diboncengkan, diberikanlah kepada saya sekotak wafer. bukan satu bungkus yang bentuk kotak itu. tapi satu kotak yang bener-bener satu kotakan wafer itu. yang bakalan habis dalam dua gigitan. itu lho, dalam satu bungkus wafer biasanya kan udah dipotong-potong berbentuk kotak-kotak bujur sangkar gitu. nah, satu itu yang dikasih ke saya.

hwaduh, dikit banget...
tapi katanya,
"mas, ini wafernya ya. ini kemarin saya dikasih ama si x. sebagai bentuk permintaan maaf karena dia telah menggigit saya."

oalah...
ya udah, kalo gitu ceritanya, saya terima deh wafernya. itu wafer yang sangat berharga. soalnya dapetnya mpe kayak gitu perjuangannya.
-_-"